
FOTO-FOTO KENANG KENANGAN
Salam kenal untuk temen-temen di manaapun anda berada......................................
.
.
KEMLADHEYAN NGAJAK SEMPAL
.
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti benalu mengajak patah. Pepatah ini dalam masyarakat Jawa dimaksudkan sebagai bentuk petuah atau sindiran bagi orang yang menumpang pada seseorang, namun orang yang menumpang itu justru menimbulkan gangguan, kerugian, dan bahkan kebangkrutan bagi yang ditumpanginya.
Benalu adalah jenis tanaman parasit yang menghisap sari-sari makanan dari pohon yang ditumpanginya. Dalam pepatah di atas benalu tersebut tidak saja digambarkan menghisap sari-sari makanan dari induk tanaman yang ditumpanginya, namun benalu tersebut justru mengajak dahan yang ditumpanginya untuk patah.
Hal ini bisa terjadi pada sebuah keluarga yang menampung seseorang (atau semacam indekosan) akan tetapi orang yang menumpang itu dari hari ke hari justru menimbulkan kerugian pada yang induk semangnya. Kerugian itu bisa berupa materiil maupun spirituil. Mula-mula orang yang indekos ini hanya menempati sebuah kamar. Akan tetapi karena kelicikan dan keculasannya bisa saja kemudian ia melakukan rekayasa sehingga orang yang punya rumah induk justru terusir karenanya.
Contoh lain dari pepatah itu dapat dilihat juga pada berbagai peristiwa sosial yang kerap terjadi di tempat-tempat indekosan. Oleh karena sebuah keluarga menyediakan kamar-kamar indekosan, tidak jarang orang yang indekos akhirnya terlibat percintaan dengan bapak atau ibu kosnya sendiri sehingga keluarga yang semula menyediakan indekosan itu hancur urusan rumah tangganya.
Persoalan semacam itu juga dapat terjadi pada sebuah perusahaan. Orang yang mendapat kepercayaan pada sebuah perusahaan oleh karena jiwa tamak dan rakusnya sering kemudian memanfaatkan kekayaan atau dana perusahaan untuk memperkaya diri sendiri. Akibatnya perusahaan mengalami kebangkrutan atauy bahkan tutup usaha atau kegiatan karenanya,
SAPA NANDUR BAKAL NGUNDHUH
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti siapa menanam akan menuai. Secara luas pepatah ini berarti bahwa apa pun yang kita perbuat di dunia ini akan ada hasilnya sesuai dengan apa yang kita perbuat. Ibarat orang menanam pohon pisang, ia pun akan menuai pisang di kemudian hari. Jika ia menanam salak ia pun akan menuai salak di kemudian hari.
(more…)
.
.
TEMBANG PANGKUR
.
Mingkar mingkuring angkara
Akarana karenan mardi siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa
Agama ageming aji
Menghindarkan diri dari angkara
Menghindarkan diri dari angkara
Bila akan mendidik putra
Dikemas dalam keindahan syair
Dihias agar tampak indah
Agar tujuan ilmu luhur ini tercapai
Kenyataannya, di tanah Jawa
Agama dianut raja
Jinejer neng WedhatamaMrih tan kemba kembenganing pambudiMangka nadyan tuwa pikunYen tan mikani rasaYekti sepi asepa lir sepah samunSamangsane pakumpulanGonyak-ganyik nglilingsemi
Diuraikan dalam WedhatamaAgar tidak mengendurkan budi dayaPada hal meski tua rentaBila tak memahami perasaanSama sekali tak bergunaMisalnya dalam pertemuanCanggung memalukan
Nggugu karsane priyanggaNora nganggo paparah lamung anglingLumuh ingaran baliluUger guru alemanNanging janma ingkang wus waspadeng semuSinamun ing samudanaSesadon ingadu manis
Jinejer neng WedhatamaMrih tan kemba kembenganing pambudiMangka nadyan tuwa pikunYen tan mikani rasaYekti sepi asepa lir sepah samunSamangsane pakumpulanGonyak-ganyik nglilingsemi
Diuraikan dalam WedhatamaAgar tidak mengendurkan budi dayaPada hal meski tua rentaBila tak memahami perasaanSama sekali tak bergunaMisalnya dalam pertemuanCanggung memalukan
Nggugu karsane priyanggaNora nganggo paparah lamung anglingLumuh ingaran baliluUger guru alemanNanging janma ingkang wus waspadeng semuSinamun ing samudanaSesadon ingadu manis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar